Sabtu, 27 Maret 2010

Mana Stempelnya??


Setelah penantian panjang, akhirnya kemarin SKEP Penempatan dan SKEP Capeg gw turun dari pusat. SKEP Penempatan gw ga ada masalah. Tapi yang bikin bete adalah SKEP Capeg. Menurut laporan teman-teman dan kurir di satker gw, ternyata SKEP Capeg gw belum di stempel. Akhirnya senin besok, kurir dari satker gw akan berangkat lagi ke pusat untuk men-stempel SKEP Capeg ini.

Minggu, 21 Maret 2010

Bobot Badan Terus Menanjak


Entah kenapa gw semakin rajin makan. Sehari bisa makan berkali-kali. Jeleknya, olah raga malah berkurang. Sekarang ini, bobot badan gw terus menanjak. Meskipun masih ideal, tapi cukup berbahaya. Dengan tinggi 176 Cm, berat gw awalnya hanya 64 Kg. Saat ini berat gw menjadi 67 Kg.

Sebenarnya gw olah raga seminggu tiga kali. Tapi tetap saja ga berpengaruh. Mungkin karena gw lebih serius makan daripada olah raganya (hahaha..). Awalnya gw ga menyadari kenaikan berat badan ini. Setiap hari gw makan semua yang bisa di makan (kecuali yg basi atau beracun).

Begitu asiknya gw menyantap semuanya, baru sadar celana gw menyempit (bukan karena "itu" sempitnya). Sebentar lagi menjelang diklat, gw harus lebih giat berolah raga.

Sabtu, 06 Maret 2010

Halusinasi Karena Kertas


Saat ini gw lagi menjalani masa orientasi di satker selama tiga bulan. Bulan pertama ini, gw di tempatkan di subbag yang paling banyak kertas dan dokumennya. Setiap hari gw pulang malem (paling cepet jam 8) dan sampai rumah jam 11 malem.

Sampai rumah ga langsung tidur coz gw masih harus nyuci baju buat di pakai besok subuh. Bangun jam 4 pagi, siap-siap dan gosok baju (kering atau tidak yang penting digosok hahaha). Berangkat ngantor jam 5.

Rutinitas ini semakin terasa luar biasa karena di kantor, gw berhadapan dengan tumpukan dokumen dan berkas selama setahun yang harus diperiksa kelengkapannya. Karena di kejar deadline, gw harus siap ngelembur sabtu dan minggu (itupun belum termasuk tugas jaga piket).

Memasuki dokumen pertama semangat masih 45. Dengan sangat teliti gw periksa sampai hal terkecil dari yang terkecil. Mulai masuk dokumen ke 20, gw mulai ngerasa kalau kertas-kertas yang ada dihadapan ini bisa dimakan.

Paling seru saat masuk dokumen dan berkas ke 30. Gw mulai berhalusinasi. Sepertinya kepala gw bisa lepas dan menggelinding ke lantai. Mata terasa berat menahan beban semua alat fitnes. Kelopak mata mengelembung seperti kodok dan pikiran melayang sampai ke kasus century yang ga jelas (satu hal yang positif, gw ga sempet mikir jorok).

Jumat, 26 Februari 2010

Ancaman Pertahanan dan Keamanan


Kalau di baca dari judulnya, yang terbayang pasti hal-hal serius yang mengancam pertahanan dan ketahanan. Tapi pertahanan dan ketahanan disini jangan dipasangkan dengan NKRI, karena pertahanan dan ketahanan kali ini menyangkut dompet gw.

Dompet gw terancam karena hari masih panjang tapi pengeluaran terus bertambah. Sebenarnya bukan cuma itu yang gw anggap ancaman. Meskipun agak hiperbola, tapi bagi gw ada ancaman lain yang bisa membahayakan pertahanan dan ketahanan kesejahteraan gw.

Ancaman yang lain itu datang dari sprin yang kemarin gw terima. NIP yang tertulis di sprin gw kemarin berbeda ujungnya dengan NIP yang gw terima dari pusat. Kemungkinan besar salah ngetik, tapi tetap saja bagi gw itu merupakan bahaya laten (padahal gw ga tau artinya hehehe). Hari senin besok gw mo lapor coz kalau di biarkan, takutnya calon gaji gw malah salah masuk ke dompet orang lain.

Sabtu, 20 Februari 2010

Nasi Goreng Koruptor


Setiap pagi gw selalu merasakan hal yang sama dengan apa yang biasanya juga dirasakan orang-orang pada umunya. Satu kata "laper" sangat tepat mendeskripsikan apa yang gw rasakan. Berhubung nyokap gw ga sempet masak coz harus melayat orang meninggal, gw putuskan masak sendiri.

Pikiran gw, enak ataupun tidak, hasilnya akan tetap gw makan. Beberapa menit berlalu saat gw memikirkan masakan yang tepat pagi ini. Setelah memikirkan kelakuan para koruptor di negara kita yang ga punya malu, akhirnya gw putuskan akan memasak nasi goreng.

Asumsinya, bawang putih, bawang merah dan cabe merah adalah para koruptor yang hobinya korupsi sekaligus jualan kecap anti korupsi. Dengan sangat bersemangat, gw ulek semua bahan tadi sampai halus.

Gw tumis para koruptor tadi di wajan panas, dan dengan nasi, kecap (dalam arti sebenarnya) gw aduk-aduk dengan codet. Berikan sedikit garam, lalu aduk lagi sampai mereka tercampur rata.

Akhirnya, nasi goreng gw dah jadi. Dengan sangat bersemangat (meskipun rasanya kacau), gw makan para koruptor dalam beberapa suap saja.

Dompet dan Sarang Laba-Laba


Sama sekali ga menyangka, beberapa bulan terakhir ini gw blm terima gaji. Katanya bulan april nanti di rapel, tapi tetap saja pengeluaran terus terjadi tanpa pemasukkan. Biasanya dulu waktu kuliah, gw masih bisa dapet duit dari ngajar junior mahasiswa di laboratorium. Lumayanlah buat bensin dan kongkow-kongkow.

Sejak Oktober 2009, gw dah off dari pekerjaan sebagai asisten laboratorium akuntansi menengah. Karena dah mulai sibuk mewujudkan cita-cita jadi abdi negara, yang akhirnya terwujud sejak Desember 2009. Sejak itu pula, dompet gw hanya berisikan sarang laba-laba.

Laba-laba didalam dompet gw jangan di seriusin, karena hanya hiperbola saja. Meskipun ga ada duitnya, dompet gw masih tetap tebal. Kandungan isinya 99 % kartu nama dan 1 % uang.

Menanti rapelan ternyata seperti menanti kelahiran anak pertama.

Rabu, 17 Februari 2010

ABG


Gw melongo liat berita di tivi akhir-akhir ini. Fenomena ABG jaman sekarang kok semakin aneh. Melalui Facebook, mereka bergaul dengan segudang teman yang kenal juga nggak. Lucunya, dengan gampang mereka asik aja diajak ketemuan bahkan sampai kabur sama kekasih yang sangat dicintai via Facebook.

Sebenarnya apa yang ada dalam pikiran mereka??padahal cakep-cakep tapi kelakuannya nggak jelas gitu. Bahkan ada yang sampai jual diri lewat Facebook juga. Apa yang mereka kejar sebenarnya?bingung gw. Kebingungan ini makin jadi karena sepertinya malah Facebook yang disalahin.